Jangan berpikir wanita asal Texas ini begitu rakus atau sedang menderita anoreksia. Sebuah kondisi medis yang langka membuatnya harus makan setiap 15-20 menit, atau dia tidak akan bertahan hidup.
Dikutip dari Telegraph, Selasa (29/6/2010), wanita bernama Lizzie Velasquez tersebut bisa makan hingga 60 kali dalam sehari. Namun meski jumlah tersebut setara dengan 5.000-8.000 kalori/hari, berat badannya tidak pernah lebih dari 27 kg dan jumlah lemaknya nyaris nol.
Semua makanan tersebut gagal diserap tubuh karena si wanita diduga mengalami Neonatal Pregeroid Syndrome (NPS) yang menyebabkan penuaan, penyusutan lemak tubuh, dan penurunan fungsi jaringan tubuh.
Namun jika tidak makan setiap 15 menit sekali, si wanita akan sangat lemas dan tidak punya energi. Semua makanan berlemak seperti coklat, pizza, kue, ayam goreng, keripik, mie nyaris hanya numpang lewat tanpa ada yang bisa terbentuk menjadi lemak.
"Saya selalu menimbang berat badan secara rutin, dan jika bertambah meski hanya 1/2 kg bagi saya akan sangat luar biasa," ungkap Lizzie yang mememiliki tinggi badan 157 cm.
Lizzie yang kini berusia 21 memang dilahirkan prematur, yakni 4 pekan lebih awal. Selain itu, dokter menemukan cairan ketuban yang melindunginya selama dalam kandungan sangat sedikit sehingga cukup mengejutkan ketika Velasquez bisa lahir dengan selamat.
Salah satu spekulasi mengatakan, Lizzie mengalami kondisi langka yakni sindroma De Barsy. Namun dugaan ini kurang kuat karena Lizzie yang saat ini merupakan mahasiswa komunikasi tidak memiliki gangguan dalam hal kemampuan belajar.
Abhimanyu Garg, MD, seorang profesor genetika dari University of Texas, saat ini tengah mempelajari kondisi Lizzie. Ia meyakini, gejala NPS mirip seperti yang dialami Lizzie. Di antaranya adalah tubuh triangular, wajah tampak lebih tua dari usia sebenarnya, dan memiliki hidung runcing.
Namun apabila terbukti menderita NPS, Prof Garg menilai wanita tersebut sangat beruntung. Sebab pada usianya sekarang, kondisi tulang dan gigi Lizzie masih dalam kondisi yang sangat sehat.
sumber: detikHealth
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment